Kamis, 28 Mei 2015

Genre Musik Jazz

Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz. Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.Musik jazz banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.
Yang menarik adalah bahwa asal kata “jazz” berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual. Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi, yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu” begitu menurut Louis Armstrong.
Musik Jazz sendiri lahir di Amerika Serikat tahun 1868. Hal itu adalah yang ditulis oleh para peneliti sejarah jazz dan yang telah disepakati oleh berbagai pihak. Walaupun musik jazz lahir di Amerika Serikat, namun kini jazz bukan lagi hanya milik bangsa Amerika, melainkan sudah menjadi sebuah warna musik yang dimiliki oleh seluruh masyarakat dunia.

Awalnya, musik jazz lahir dengan dasar Blues. Kemudian pada sekitar tahun 1987 mulai dikenal bentukRag Time, yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar-bar. Blues dan Rag Time berkembang menjadi Boogie – Woogie. Bentuk-bentuk tersebut selain merambah pada jalurnya sendiri, juga berkembang menelusuri perjalanan musik jazz.
Para peneliti musik mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 – 1917. Pada masa itu, para negro di New Orleans memainkan musik jazz yang memiliki corak yang khas, sehingga dikenal sebagai jazz New Orleans.
Para musisi jazz New Orleans, menyajikan penampilan mereka di bar, rumah judi, bahkan tempat-tempat pelacuran yang di masa itu sangat tumbuh subur di New Orleans. Karena dianggap mengurangi perhatian masyarakat terhadap pemerintahan dan banyak terjadinya tindak kriminal, maka pada tahun 1917 tempat hiburan hampir di seluruh New Orleans ditutup. Musik Jazz lalu berkembang keluar dari kota New Orleans.
Para musisi jazz yang berasal dari New Orleans mulai membawa musik jazz menelusuri sungai Mississippi, terus ke arah utara hingga sampai di Detroit. Di tahun 1920-an musik jazz telah berkembang di New York, Cichago, Memphis dan kota-kota besar di Amerika Serikat.
Sejarah musik Jazz Masuk Ke Indonesia

Musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.
Nama-nama musisi yang masih diingat adalah Soleano, Garcia, Pablo, Baial, Torio, Barnarto dan Samboyan. Selain bermain di Jakarta, seperti di Hotel Des Indes (sekarang Duta Merlin Plaza) dan Hotel Der Nederlander (jadi kantor pemerintahan), mereka juga bermain di kota lain, seperti di Hotel Savoy Homann – Bandung dan di Hotel Oranje (Yamato) – Surabaya.
Pada tahun 1948, sekitar 60 musisi Belanda datang ke Indonesia untuk membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal. Salah satu musisi Belanda yang terkenal adalah Jose Cleber. Studio Orkestra Jakarta milik Cleber mengakomodasi permainan musik California. Band-band baru bermunculan seperti The Progressive Trio, Iskandar’s Sextet dan Octet yang memainkan jazz dan The Old Timers yang memainkan repertoir Dixieland.
Pada tahun 1955, Bill Saragih membentuk kelompok Jazz Riders. Ia memainkan piano, vibes dan flute. Anggota lainnya adalah Didi Chia (piano), Paul Hutabarat (vokal), Herman Tobing (bass) dan Yuse (drum). Edisi selanjutnya beranggotakan Hanny Joseph (drum), Sutrisno (saksofon tenor), Thys Lopis (bass) dan Bob Tutupoly (vokal).
Band jazz yang terkenal tahun 1945 – 1950 di Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack Lesmana, ayah Indra Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy Chen, Jopy Chen (bass), Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen Leng (gitar), Didi Pattirane (gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem (clarinet).
Nama-nama musisi jazz di Bandung tahun 50 – 60an adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop Talahahu (saksofon tenor), Leo Massenggani, Benny Pablo, Dolf (saksofon), John Lepel (bass), Iskandar (gitar dan piano) dan Sadikin Zuchra (gitar dan piano).
Musisi-musisi muda di Jakarta bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano), Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar), Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.
Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.
Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.
Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa Java Jazz Festival. (AL/Angga, Berbagai sumber dan analisa.
Berikut adalah contoh band indonesia yang beraliran jazz :  1. Maliq and d’essentials

Maliq & D’Essentials adalah sebuah band beraliran jazz yang berasal dari JakartaIndonesia. Maliq adalah kepanjangan dari Music And Live Instrument Quality. Sejak penampilannya yang menawan pada pergelaranJakarta International Jazz Festival 2005, popularitasnya semakin meningkat terutama di kalangan anak muda Jakarta.Perpaduan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam lagu-lagunya menjadi salah satu andalannya yang khas. Musik yang dimainkannya khas dan kadang-kadang tidak terkesan seperti halnya lagu Indonesia yang umumnya terdengar melankolis. Maliq & D’Essentials sudah mengeluarkan empat album yaitu 1st dan Free Your Mind dengan masing-masing album dibuat versi repackagenya dan dua album baru Mata Hati Telinga dan The Beginning Of A Beautiful Life, dengan keseluruhan sudah mengeluarkan 6 buah album.
MALIQ & D’Essentials pertama kali dibentuk pada 15 Mei 2002 dengan berisikan 9 personel. Perjalanan karir mereka sebagai musisi diawali dengan menjadi band cafe di sebuah pub kecil dalam hotel berbintang lima di Jakarta, mereka memainkan musik-musik yang pada waktu itu belum terlalu lazim diusung di kalangan anak muda. Namun kini setelah hampir 10 tahun berdiri, mereka semakin kompak meski hanya menyisakan dengan 6 personel yang terdiri dari Angga Puradiredja (Vokal), Indah (Vokal), Ilman (Keyboard & Piano), Jawa (Bass), Lale (Gitar) dan Widi (Drum). Kata MALIQ itu sendiri merupakan kependekan dari Music And Live Instrument Quality yang pertama kali digagas oleh Angga dan Widi yang juga merangkap sebagai produser, komposer, arranger dan song writer. Lalu istilah D’Essentials adalah nickname dari personel yang lainnya, namun MALIQ & D’Essentials tersebut tidak bisa dipisahkan dan menjadi suatu kesatuan. Banyak yang menyebutkan bahwa MALIQ & D’Essentials mengusung genre Jazz, karena memang debut awal mereka ada di panggung Java Jazz Festival 2005, namun musik yang diusung mereka menyebutnya sebagai Organic Music.
2. Ecoutez

Ecoutez! adalah grup musik yang berasal dari Indonesia bermarkas di GunturJakarta Selatan. Grup musik yang terbentuk pada tahun 2005 ini beranggotakan Delia (Vokal), Jay (Drum), Ayi (Gitar), Leo (Bass), dan Iyas (Keyboard). Sejak tanggal 16 Desember 2011, posisi Delia digantikan oleh Andrea Lee yang juga seorang presenter, setelah menyisihkan 39 peserta lainnya yang melamar dan melakukan audisi untuk menggantikan posisi Delia.
Pada tahun 2005 setelah Tompi, Bibus dan Amar memutuskan untuk meninggalkan A.S.A (Art Soul and Attitude)—Tompi bersolo karier, Amar ke Maliq & D’Essentials, Bibus ke The Groovology 3 anggota yang masih tinggal yaitu Ayi, Jay dan Leo memutuskan untuk melanjutkan band ini, mereka mengadakan audisi di mana mereka menemukan Delia dan Iyas. Lalu pada tanggal 1 November 2005 Ecoutez terbentuk diproduseri oleh Levi (the Fly).
3. Tompi


Teuku Adifitrian atau lebih dikenal dengan nama Tompi (lahir di LhokseumaweAceh22 September 1978; umur 34 tahun) adalah penyanyi jazz dan pembawa acara Indonesia. Ia dikenal melalui album Bali Lounge dan juga solo album-nya.
Lahir dan besar di Lhokseumawe Aceh, karakter vokalnya dipengaruhi oleh nyanyian tradisional Aceh dan mengaji Al-Qur’an. Selain menyanyi, dia adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan telah meraih gelar spesialis bedah plastik juga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2010. Ia merilis albumnya bersama penyanyi Alda Rizma Elfariani. Baginya, bernyanyi bukanlah sebuah alih profesi, melainkan sidejob yang menyenangkan.





Sumber : https://sokonojanru.wordpress.com/genre-musik-jazz/

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More